Dialog Fakultas merupakan kegiatan inti dari bidang IV BEM FKIP UMS. Dialog Fakultas merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa, memperkuat dan meningkatkan komunikasi dan
keharmonisan antara pimpinan Fakultas, ORMAWA, dan mahasiswa.
Dalam menyalurkan aspirasi mahasiswa baik kritik dan saran
kepada pimpinan fakultas dan universitas yang kami laksanakan tersebut, tentunya ada bantuan dan kerjasama dari
berbagai pihak. Dialog Fakultas yang dari tahun ke tahun di laksanakan oleh BEM
FKIP UMS mempunyai tujuan sebagai sarana menyampaikan aspirasi dari mahasiswa
dan menjalin hubungan yang dinamis antara mahasiswa dengan pimpinan FKIP UMS
serta dosen. Permasalahan yang diangkat dalam pelaksanaan dialog fakultas
berasal dari permasalahan tiap-tiap program studi seputar kegiatan akademik
atau perkuliahan, sarana-prasarana, dan HMP.
Kegiatan
tersebut dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Senin, 01 april
2013
Waktu :
07.30 WIB - selesai
Tempat
: Hall
C FKIP UMS
Sasaran
: ORMAWA dan Mahasiswa Umum di FKIP UMS
Acara
: Dialog/audiensi
Pembicara
: DEKAN FKIP UMS
WD. II FKIP UMS
WD.
III FKIP UMS
Tema : Mewujudkan Mahasiswa yang Kritis dan Aspiratif menuju
FKIP yang Berkualitas.
Pokok pembahasan :
1)
Tindak lanjut program RSBI di FKIP khususnya di
Program studi Pendidikan Matematika dan Pendidikan Biologi.
2)
Penjelasan tentang penerapan program Fast Track
(Double Degree) di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris.
3)
Kuota mahasiswa FKIP yang tidak sebanding dengan
fasilitas ruangan yang ada.
4)
Gedung perkuliahan FKIP khususnya untuk PAUD dan
PGSD yang belum terealisasikan.
5)
Fasilitas hotspot di lingkungan FKIP yang tidak
bisa digunakan secara maksimal.
6)
Mahasiswa
menginginkan adanya gedung teater khususnya untuk PBSID dan Pendidikan Bahasa
Inggris untuk pementasan drama.
7)
Pegawai BAA yang kurang ramah kepada mahasiswa.
8)
Pembayaran Lab Komputer dan Lab Microteaching
yang masih dibebankan kepada mahasiswa, padahal sudah masuk SKS.
9)
Tingkat keamanan FKIP yang masih sangat kurang.
Hal ini karena adanya tindak pencurian khususnya di lingkungan kesekretariat ormawa.
Hasil pembahasan;
Berdasarkan
diskusi mahasiswa dengan dekanat dalam Dialog Fakultas, maka terdapat beberapa hasil, diantaranya:
1) Alokasi
aliran dana pembayaran Lab Microteaching yakni:
a. Untuk
biaya operasional.
b. Untuk
peralatan.
c. Untuk
blangko-blangko
2) Terkait
kegiatan Study Banding ke UMM, fakultas
tidak bisa membiyayai karena memang tidak memiliki alokasi dana untuk kegiatan
kemahasiswaan. Jadi bukan karena pelitnya fakultas, tetapi karena fakultas
memang tidak memiliki alokasi dana untuk kegiatan Study Banding mahasiswa.
3) Program
Double Degree di program studi
Pendidikan Bahasa Inggris dilaksanakan selama 5 tahun bagi mahasiswa, agar
kelak mahasiswa mendapatkan gelar S. Pd. dan M. Pd dalam satu kurun waktu perkuliahan.
Kebijakan pelaksanaan program ini dibawah naungan langsung dari WR I dan
dikoordinasikan langsung kepada pihak program studi yang tujuannya diharapkan
mampu mencetak lulusan selama 5 tahun dengan mendapatkan gelar S. Pd. dan
M.Pd..
4) RSBI di Universitas Muhammadiyah Surakarta di
selenggarakan dalam rangka menyiapkan guru yang profesional, sehingga siap
untuk mengajar di SMA yang berstandart RSBI. Jadi dari segi fasilitas mahasiswa
RSBI lebi unggul. Seperti: ruangan ber-AC, setiap pembelajaran menggunakan
bahasa inggris, walaupun tidak keseluruhan dalam pembelajaran.
5) Terkait
perbandingan fasilitas dengan jumlah mahasiswa yang terlalu banyak, maka kuota
mahasiswa FKIP direncanakan akan dikurangi 10% setiap tahunnya. FKIP tahun ini
pun juga sudah mulai turun. Bapak Sofyan Anif juga setuju, karena dengan
sedikit berkurangnya mahasiswa pembelajaran akan lebih efektif.
6) Pembayaran
Lab. Micro tetap ditarik dari mahasiswa, dengan alasan bahwa pembayaran lab.
Micro dan PPL belum dimasukkan ke dalam SKS mahasiswa, akan tetapi mahasiswa angkatan 2012 sudah mulai tidak
membayar karena pembiayaan lab micro dan biaya PPL sudah dimasukkan ke dalam
SKS. Selain itu, jumlah peralatan IT yang harganya mahal dan bersifat
sensitif sangat membutuhkan biaya
peralatan yang cukup mahal. Uang dari Dikti 10% digunakan untuk biaya peralatan
lab, dan sisanya untuk pembuatan lab Micro (3) dengan berbasis IT. Pembangunan
tersebut diharapkan dapat memperlancar kegiatan lab bagi mahasiswa. Pembayaran
untuk kegiatan PPL sekitar Rp 400.000,- untuk setiap mahasiswa, hal itu dilakukan
karena dengan beberapa alasan, yakni:
a. Dibandingkan
dengan sekolah di Surakarta
yang berjarak dekat, tempat PPL yang jauh biaya akomodasi untuk sekolah memang
lebih murah (contohnya Sragen, Wonogiri, dll), namun hal itu akan membuat
kesusahan mahasiswa dalam melaksanakan PPL, karena jaraknya yang jauh dan
otomatis memerlukan biaya yang lebih.
b. Tempat
yang dekat (seperti Surakarta)
memang sedikit mahal pembayarannya tetapi aksesnya lebih mudah.
Kemudian jalan tengah yang diambil adalah
memilih tempat yang lebih dekat agar mahasiswa dapat mengakses dengan mudah,
walaupun biaya sedikit mahal. Sebagai perbandingan, pada tahun 2007, UNY
pembayaran PPL sekitar Rp500 ribu, tetapi UMS masih dengan nominal Rp150 ribu.
7) Rencana
pembangunan universitas yang saat ini akan dilakukan antara lain:
a. Membangun
gedung Rektorat dengan waktu 1,5 tahun. Jadi bekas tempat gedung rektorat dapat
dimanfaatkan untuk perkuliahan untuk mahasiswa FKIP khususnya PGSD dan PG-PAUD.
b. Membangun
asrama di dekat pondok sobron. Jadi pusat gedungnya jadi satu.
8) Dalam
kegiatan mahasiswa, keuangan fakultas sudah direncanakan melalui TOT.
9) Untuk
pelayanan TU dan BAA yang kurang ramah, Bapak Sofyan Anif akan membantu
menyampaikan kepada pihak yang bersangkutan demi kemajuan pelayanan terhadap
mahasiswa.
10) Pembangunan
gedung drama, akan diusahakan dan di sampaikan kepada Rektorat.
11) Eksistensi
jumlah mahasiswa akan diimbangi dengan fasilitas dan ruangan yang memadai.
Dalam melaksanakan kegiatan ini, kami mengalami beberapa
kendala dan hambatan, antara lain:
1) Kehadiran
peserta molor sehingga jam pelaksanaan tidak sesuai dengan yang direncanakan.
2) Berubah-ubahnya hari dan tempat pelaksanaan Dialog
Fakultas
karena berbenturan dengan agenda dekanat.
3) Jumlah peserta yang minim. Hal ini dikarenakan
mungkin bertepatan dengan kuliah.
Adapun solusi yang
harus dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala diatas antara lain:
1)
Koordinasi antar panitia dan sosialisasi kegiatan lebih
digalakkan lagi agar peserta yang hadir bisa tepat waktu.
2)
Untuk
mengatasi minimnya peserta maka perlu diintensifkan lagi koordinasi dengan bidang 4 HMP se-FKIP.
3)
Koordinasi dengan pihak dekanat jauh-jauh hari agar
waktu dan tempat pelaksanaan tidak berubah-ubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar