Minggu, 15 Desember 2013

Dialog Fakultas






Dialog Fakultas merupakan kegiatan inti dari bidang IV BEM FKIP UMS. Dialog Fakultas merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa, memperkuat dan meningkatkan komunikasi dan keharmonisan antara pimpinan Fakultas, ORMAWA, dan mahasiswa.
Dalam menyalurkan aspirasi mahasiswa baik kritik dan saran kepada pimpinan fakultas dan universitas yang kami laksanakan tersebut, tentunya ada bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dialog Fakultas yang dari tahun ke tahun di laksanakan oleh BEM FKIP UMS mempunyai tujuan sebagai sarana menyampaikan aspirasi dari mahasiswa dan menjalin hubungan yang dinamis antara mahasiswa dengan pimpinan FKIP UMS serta dosen. Permasalahan yang diangkat dalam pelaksanaan dialog fakultas berasal dari permasalahan tiap-tiap program studi seputar kegiatan akademik atau perkuliahan, sarana-prasarana, dan HMP.


Kegiatan tersebut dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal           :  Senin, 01 april 2013
Waktu                    : 07.30 WIB - selesai
Tempat                   : Hall C FKIP UMS
Sasaran                  : ORMAWA dan Mahasiswa Umum di FKIP UMS
Acara                     : Dialog/audiensi
Pembicara              : DEKAN FKIP UMS
                                       WD. II FKIP UMS
                                       WD. III FKIP UMS
Tema                       : Mewujudkan Mahasiswa yang Kritis dan Aspiratif    menuju FKIP yang Berkualitas.


Pokok pembahasan :
1)      Tindak lanjut program RSBI di FKIP khususnya di Program studi Pendidikan Matematika dan Pendidikan Biologi.
2)      Penjelasan tentang penerapan program Fast Track (Double Degree) di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris.
3)      Kuota mahasiswa FKIP yang tidak sebanding dengan fasilitas ruangan yang ada.
4)      Gedung perkuliahan FKIP khususnya untuk PAUD dan PGSD yang belum terealisasikan.
5)      Fasilitas hotspot di lingkungan FKIP yang tidak bisa digunakan secara maksimal.
6)      Mahasiswa menginginkan adanya gedung teater khususnya untuk PBSID dan Pendidikan Bahasa Inggris untuk pementasan drama.
7)      Pegawai BAA yang kurang ramah kepada mahasiswa.
8)      Pembayaran Lab Komputer dan Lab Microteaching yang masih dibebankan kepada mahasiswa, padahal sudah masuk SKS.
9)      Tingkat keamanan FKIP yang masih sangat kurang. Hal ini karena adanya tindak pencurian khususnya di lingkungan kesekretariat ormawa.


Hasil pembahasan;
Berdasarkan diskusi mahasiswa dengan dekanat dalam Dialog Fakultas,  maka terdapat beberapa hasil, diantaranya:
1)      Alokasi aliran dana pembayaran Lab Microteaching yakni:
a.       Untuk biaya operasional.
b.      Untuk peralatan.
c.       Untuk blangko-blangko
2)      Terkait kegiatan Study Banding ke UMM, fakultas tidak bisa membiyayai karena memang tidak memiliki alokasi dana untuk kegiatan kemahasiswaan. Jadi bukan karena pelitnya fakultas, tetapi karena fakultas memang tidak memiliki alokasi dana untuk kegiatan Study Banding mahasiswa.
3)      Program Double Degree di program studi Pendidikan Bahasa Inggris dilaksanakan selama 5 tahun bagi mahasiswa, agar kelak mahasiswa mendapatkan gelar S. Pd. dan M. Pd dalam satu kurun waktu perkuliahan. Kebijakan pelaksanaan program ini dibawah naungan langsung dari WR I dan dikoordinasikan langsung kepada pihak program studi yang tujuannya diharapkan mampu mencetak lulusan selama 5 tahun dengan mendapatkan gelar S. Pd. dan M.Pd..
4)       RSBI di Universitas Muhammadiyah Surakarta di selenggarakan dalam rangka menyiapkan guru yang profesional, sehingga siap untuk mengajar di SMA yang berstandart RSBI. Jadi dari segi fasilitas mahasiswa RSBI lebi unggul. Seperti: ruangan ber-AC, setiap pembelajaran menggunakan bahasa inggris, walaupun tidak keseluruhan dalam pembelajaran.
5)      Terkait perbandingan fasilitas dengan jumlah mahasiswa yang terlalu banyak, maka kuota mahasiswa FKIP direncanakan akan dikurangi 10% setiap tahunnya. FKIP tahun ini pun juga sudah mulai turun. Bapak Sofyan Anif juga setuju, karena dengan sedikit berkurangnya mahasiswa pembelajaran akan lebih efektif.
6)      Pembayaran Lab. Micro tetap ditarik dari mahasiswa, dengan alasan bahwa pembayaran lab. Micro dan PPL belum dimasukkan ke dalam SKS mahasiswa, akan tetapi  mahasiswa angkatan 2012 sudah mulai tidak membayar karena pembiayaan lab micro dan biaya PPL sudah dimasukkan ke dalam SKS. Selain itu, jumlah peralatan IT yang harganya mahal dan bersifat sensitif  sangat membutuhkan biaya peralatan yang cukup mahal. Uang dari Dikti 10% digunakan untuk biaya peralatan lab, dan sisanya untuk pembuatan lab Micro (3) dengan berbasis IT. Pembangunan tersebut diharapkan dapat memperlancar kegiatan lab bagi mahasiswa. Pembayaran untuk kegiatan PPL sekitar Rp 400.000,- untuk setiap mahasiswa, hal itu dilakukan karena dengan beberapa alasan, yakni:
a.       Dibandingkan dengan sekolah di Surakarta yang berjarak dekat, tempat PPL yang jauh biaya akomodasi untuk sekolah memang lebih murah (contohnya Sragen, Wonogiri, dll), namun hal itu akan membuat kesusahan mahasiswa dalam melaksanakan PPL, karena jaraknya yang jauh dan otomatis memerlukan biaya yang lebih.
b.      Tempat yang dekat (seperti Surakarta) memang sedikit mahal pembayarannya tetapi aksesnya lebih mudah.
Kemudian jalan tengah yang diambil adalah memilih tempat yang lebih dekat agar mahasiswa dapat mengakses dengan mudah, walaupun biaya sedikit mahal. Sebagai perbandingan, pada tahun 2007, UNY pembayaran PPL sekitar Rp500 ribu, tetapi UMS masih dengan nominal Rp150 ribu.
7)      Rencana pembangunan universitas yang saat ini akan dilakukan antara lain:
a.       Membangun gedung Rektorat dengan waktu 1,5 tahun. Jadi bekas tempat gedung rektorat dapat dimanfaatkan untuk perkuliahan untuk mahasiswa FKIP khususnya PGSD dan PG-PAUD.
b.      Membangun asrama di dekat pondok sobron. Jadi pusat gedungnya jadi satu.
8)      Dalam kegiatan mahasiswa, keuangan fakultas sudah direncanakan melalui TOT.
9)      Untuk pelayanan TU dan BAA yang kurang ramah, Bapak Sofyan Anif akan membantu menyampaikan kepada pihak yang bersangkutan demi kemajuan pelayanan terhadap mahasiswa.
10)  Pembangunan gedung drama, akan diusahakan dan di sampaikan kepada Rektorat.
11)  Eksistensi jumlah mahasiswa akan diimbangi dengan fasilitas dan ruangan yang memadai.
Dalam melaksanakan kegiatan ini, kami mengalami beberapa kendala dan hambatan, antara lain: 
1)      Kehadiran peserta molor sehingga jam pelaksanaan tidak sesuai dengan yang direncanakan.
2)      Berubah-ubahnya hari dan tempat pelaksanaan Dialog Fakultas karena berbenturan dengan agenda dekanat.
3)      Jumlah peserta yang minim. Hal ini dikarenakan mungkin bertepatan dengan kuliah.
Adapun solusi yang harus dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala diatas antara lain:
1)      Koordinasi antar panitia dan sosialisasi kegiatan lebih digalakkan lagi agar peserta yang hadir bisa tepat waktu.
2)      Untuk mengatasi minimnya peserta maka perlu diintensifkan lagi koordinasi dengan bidang 4 HMP se-FKIP.
3)      Koordinasi dengan pihak dekanat jauh-jauh hari agar waktu dan tempat pelaksanaan tidak berubah-ubah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar